Setelah sebelumnya mendapatkan materi dasar-dasar tentang Riset dan membuat Proposal, di pertemuan ke-15, Kelas PPG kembali mengundang mentor tamu Firman Firdaus, Editor Teks National Geographic Indonesia untuk memberikan materi lanjutan tentang Riset dan Proposal pada hari Selasa, 26 Januari 2016.
Bertempat di Permata Tower, WTC II, Jakarta, pria yang akrab dipanggil Daus ini menyampaikan materi tentang tips dalam menulis prolog sebuah photo story, bagaimana menulis kalimat naratif, membuat kalimat deskriptif, hingga elemen-elemen apa saja yang perlu dimasukkan saat menulis prolog photo story maupun proposal. Menurut Daus, sebagai seorang fotojurnalis, terkadang kita perlu meluangkan waktu untuk menulis pengantar photo story yang sudah kita buat. Pasalnya, sama hal nya seperti karya visual, dalam teks pembuka pun kita perlu menyusun kalimat sepadat dan seringkas mungkin namun tetap mampu menarik pembaca untuk membaca atau mencari tahu lebih jauh akan photo story yang kita buat.
Daus juga menyertakan beberapa contoh prolog sebuah photo story untuk sama-sama didiskusikan dengan para peserta. Diantaranya prolog photo story karya salah satu pemenang World Press Photo Carlos Javier Ortiz, fotografer National Geographic Joel Sartore, Olivier Laurent, juga beberapa photo story lokal yang pernah dimuat National Geographic Indonesia.
“Menyertakan data-data yang akurat atau dahsyat, mendeskripsikan gesture seseorang, menggambarkan situasi, merupakan salah satu tips yang bisa menjadi punchline saat membuat prolog atau kata pengantar sebuah photo story,” ujar Daus.
Masih menurut Daus, pilihan kata, pilihan isu, pilihan data, serta banyak membaca merupakan beberapa tips agar pembaca maupun publik lebih menikmati foto kita; Tak hanya secara visual tapi juga informasi baru yang mereka dapatkan dengan membaca photo story kita.
Di sesi kelas yang berlangsung selam tiga jam ini, para peserta juga mendapatkan materi tambahan lainnya yakni tentang Caption dan Cutlines serta perbedaan keduanya. Dengan pengalamannya sebagai editor tulis, Daus kembali mengingatkan para peserta PPG bahwa foto pada dasarnya memiliki sifat ambigu sehingga foto tanpa disertai teks, cutlines, atau caption tentunya rentan membuat pembaca atau publik menafsirkan banyak hal.
“Image memiliki sebuah kekuatan visual sendiri dan teks justru menambah kekuatan dari sebuah image,” kata Daus saat mengakhiri kelas. (OKKY/ foto: Hanggi Tyo)