Setelah lulus dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, ia bekerja sebagai wartawan di majalah Forum Keadilan dan Tempo. Ia mendirikan Penerbit Banana pada 2005. Selain menulis fiksi dan nonfiksi, ia menerjemahkan dan
menyunting karya-karya penulis asing ke dalam bahasa Indonesia. Ia juga terlibat dalam sejumlah produksi teater, film, dan seni multimedia lainnya. Sejak 2016 ia bertugas di Dewan Kesenian Jakarta sebagai Ketua Komite Sastra. Pada 2016 ia diundang hadir di International Writing Program (IWP) di Iowa, Amerika Serikat, untuk menjadi pembicara. Karya fiksinya adalah Rumah Kopi Singa Tertawa (2011), Grave Sin #14 (2015), Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi (2016) yang meraih Kusala Sastra Khatulistiwa, dan Muslihat Musang Emas (2017).
Nothing found.
Yusi Avianto Pareanom
Nothing Found
It seems we can’t find what you’re looking for. Perhaps searching can help.