Sesi 8: Field Visit (Sanggar Anak Akar)
Sesi pada hari ini tidak dilakukan di kelas, namun para peserta berkunjung ke Sanggar Anak Akar. Di tempat ini para peserta mempraktekan apa yang sudah diajarkan pada sesi kelima (Zooming Human Behavior). Sesampainya di Sanggar Anak Akar, peserta dan tim Photojournalist Grant disambut dengan aktifitas keseharian Sanggar tersebut.
Setelah semua perserta terkumpul, mereka dibagi menjadi 3 kelompok, dimana masing-masing kelompok harus melakukan sebuah wawancara kepada seorang anak yang berada di sana. Sugiya (mentor) memberikan 2 tugas dalam bentuk pertanyaan yang berkaitan dengan masa lalu subyek wawancara. Proses wawancara yang dilakukan oleh masing-masing kelompok, di tempat-tempat yang berbeda.
Setelah selesai melakukan wawancara, mentor mendiskusikan hasil yang didapat. Menurut mentor, semua peserta membangun raport (pendekatan terhadap subyek wawancara) dengan sangat baik, hal ini terbukti dengan tidak adanya rasa tertekan pada subyek wawancara. (GBA)
Sesi 7: Editing + Review of Photo Story Project
Pertemuan kali ini membahas mengenai editing dan review dari proyek foto peserta. Kelas diawali dengan membagi peserta kedalam 2 kelompok. Masing-masing kelompok membahas foto satu sama lain. Tujuan diskusi berkelompok ini adalah untuk menemukan kata 'kunci' mengenai photo story yang baik. Setelah masing-masing kelompok mendapatkan kata 'kunci' bagaimana photo story yang baik, mereka kemudian membahasnya di dalam kelompok besar (berisi 10 orang).
Sesi pada hari ini terasa lebih dinamis karena setiap peserta aktif untuk berpendapat dan mengkritisi foto tiap peserta. Dengan metode yang dipakai hari ini, peserta mendapatkan pandangan dari sudut pandang lain selain sudut pandang diri sendiri. Hal ini membantu peserta untuk bisa menggali lebih jauh mengenai proyek photo story yang dibuat. (GBA)
Sesi 6: Personal Photo Project
Kelas hari ini berbeda dengan kelas-kelas sebelumnya dimana terdapat 2 mentor untuk mengajarkan materi. Dua mentor yang terlibat di dalam kelas ini adalah Edy purnomo dan Sasa Kralj. Sasa Kralj adalah seorang fotografer yang bertempat tinggal di Kroasia.
Sasa mengajarkan personal project dari sudut pandang "mengapa seseorang (fotografer) membutuhkan personal project?". Terkait deengan sudut pandang itu, partisipan diajarkan mengenai beberapa aspek terkait, seperti: personal interest and curiosity, personal attitute and angle, creativity dan integrity.
Selain "mengapa seseorang (fotografer) membutuhkan personal project?", Sasa juga memberikan penjelasan mengenai bagaimana melatih kreativitas, dan apa yang harus dilakukan untuk mengerjakan proyek tersebut.
Selesai memberikan materi, Sasa kemudian undur diri dan diteruskan oleh Edy Purnomo. Kelas yang menggunakan Skype ini berakhir pada jam 21.30 dan diakhiri dengan pembahasan topik personal project masing-masing peserta. (GBA)
Sesi 5: Zooming Human Behavior
Sesi pada hari ini merupakan kali pertama Sugiya (mentor) bertemu dengan peserta Photojournalist Grant. Sugiya yang lebih akrab dipanggil Aming, membawakan materi mengenai wawancara dan observasi. Dua kemampuan ini penting bagi kesepuluh peserta untuk memperdalam tugas photo story maupun untuk diaplikasikan pada keseharian peserta sebagai jurnalis foto.
Pada sesi kelima ini peserta melakukan latihan wawancara dan setelah itu peserta yang lainnya dapat memberikan tanggapan. Sesi ini juga memberikan teknik wawancara yang baru bagi para peserta, seperti silent probe.
Para peserta tampak antusias mengikuti sesi ini, terlihat dari banyaknya pertanyaan yang dilontarkan kepada mentor sampai dengan waktu berakhir. (GBA)
Sesi 4: Applying Ideas Into Photo Story
Ada yang berbeda dengan kelas pada hari ini (28 September 2011). Pada sesi ke 4 dari rangkaian sesi Indonesia Photojournalist Grant ini, suasana kelas terasa lebih interaktif. Yang menyebabkan perbedaan pada sesi ini adalah, masing - masing peserta harus mempresentasikan ide mereka mengenai tema photo story di depan peserta yang lain. Peserta lain bisa memberikan saran ataupun kritikan mengenai ide peserta lain.
Pada sesi ini juga diajarkan mengenai bagaimana cara membuat proposal mengenai photo story dan bagaimana cara menyampaikan/mempresentasikannya dengan menarik kepada orang lain. Beberapa peserta mengatakan bahwa mereka memiliki kendala dalam hal menyusun kata untuk membuat proposal yang baik. Pada sesi berikutnya, kendala yang dirasakan oleh beberapa peserta ini akan dibahas oleh mentor (gBa).
Sesi 3: Photo Story
Sesi ketiga dalam Permata - Photojournalist Grant telah selesai dilakukan pada 22 September 2011 dengan diikuti oleh kesepuluh partisipan. Kelas yang dipimpin oleh Ahmad Deny Salman sebagai mentor ini mempelajari tentang Photo Story.
Dalam kelas kali ini, mentor memberikan banyak contoh foto kepada peserta karena materi ini dianggap sebagai materi yang cukup sulit. Tidak hanya contoh foto, namun peserta juga dikondisikan untuk secara aktif membahas dan menganalisa kumpulan foto yang diberikan oleh mentor.
Di akhir kelas, mentor memberikan tugas kepada para peserta untuk membuat Photo Story bertemakan Pendidikan. Para mentor meminta kepada para peserta untuk kreatif dalam menentukan obyek foto. Peserta diharapkan mampu berpikir berbeda dari banyaknya foto bertema pendidikan yang sudah ada (gBa).
Sesi 2: Sejarah Foto Dokumenter
Sesi kedua dalam Permata - Photojournalist Grant, diadakan di Binus International Joseph Wibowo Center pada 20 September 2011.
Sesi yang dibawakan oleh Edy Purnomo ini mengangkat topik mengenai Sejarah Foto Dokumenter. Edy mengawali kelas dengan mendiskusikan mengenai foto - foto yang dibuat oleh Dorothea Lange, di mana foto - foto ini merupakan tugas yang diberikan pada sesi sebelumnya.
Pada diskusi ini, para peserta dengan antusias berargumentasi mengenai tugas tersebut dan juga mengenai Foto Dokumentasi (gBa).
Sesi 1: Visual Literacy
Sesi pertama dari dua belas rangkaian sesi dalam Permata PhotoJournalist Grant dimulai pada Jumat 16 September 2011 di Mercantile Athletic Club, Jakarta. Sesi yang dibawakan oleh Edy Purnomo ini berisikan mengenai Visual Literacy.
Edy Purnomo mengangkat materi mengenai Visual Literacy dengan dasar Teori Gestalt (Salah satu teori dalam Psikologi). Menurut Edy, dalam teori Gestalt, visual yang terkait dengan persepsi dapat digunakan dalam dunia foto jurnalistik. Dengan pemahaman ini fotografer dapat menggunakan imagi yang ada di otak untuk merangkai sebuah persepsi dengan menggunakan foto (gBa).