Two Recipients of the Scholarship for Martin Parr Workshop
We are pleased to announce the two recipients of the scholarship for a 1-day-workshop by Martin Parr at Leica Store Indonesia in Jakarta on 13 January 2018.
The workshop entitled Shape your Photographic Vision is aimed at serious photo enthusiasts and professional photographers who have a good understanding of photographic practice and are interested to improve their photographic vision and reach their goals by getting the next step in their development.
The scholarship is made in the support of Permata Photojournalist Grant (PPG), the programme dedicated to developing the talents of Indonesian photojournalists. The winning entries are Arum Tresnaningtyas Dayuputri, Bandung (TOT 2013-2014) and Fernando Randy, Jakarta (PPG 2012).
The selected team consisting of Edy Purnomo (Photographer and educator, Jakarta), Rebecca Simons (Independent curator and educator, Amsterdam) and Sasa Kralj (Educator and Panna guest mentor, Zagreb) selected them from 10 entries.
Fernando’s project on working class in Jakarta while Arum’s work contains a collection of selfie photos taken by smartphone as an attempt to heal from broken hearted and losing her good friend.
Sasa Kralj says, “Fernando shows visual maturity (notices unordinary moments, angles and games of light and shapes that add strength to his images), and incorporates humor that enhances symbolism and meaning of his images. Also, I appreciate diversity of approaches and interests but most of all the depth of his caption that shows connection with people as part of the research while making a story”.
Rebecca Simons says, “I appreciate that Arum is investigating the medium of photography in many ways and also the way she considers the form of how she is bringing the stories to her audiences (through books and exhibitions). The work is diverse (and a bit confusing at times), but there is much personality, sincerity but also humour in her work. I believe she could really benefit from this workshop and that it would help bring out the personality and strength of her work”. Meanwhile, Edy notices Arum’s interest in pop culture in Indonesia.
CONGRATULATIONS to the two recipients of the scholarship! We apologize for those who have not been selected to join the workshop. Our appreciation and gratitude go to those who have participated by sending their best portfolios. Thank you for the great support to this program.
Let's keep the spirit up and keep on creating good works!
Warmest regards,
on behalf of Permata Photojournalist Grant team
Sesi 8 Kelas PPG: Writing 1
Sesi penulisan 1 dimentori oleh Yusi Avianto Pareanom (penulis), berlangsung pada Selasa, 19 Desember 2017 di WTC II. Dalam sesi ini, peserta mempelajari hal-hal yang penting untuk dicatat dalam kepala ketika menyusun sebuah narasi non-fiksi: kebaruan, keunikan, dan kedekatan. Di sela pemberian materi, mas Yusi memberikan beberapa latihan kecil bagi peserta, seperti membuat outline dari narasi, lead kalimat, paragraf deskriptif, judul narasi, hingga bermain-main mencari pengganti ungkapan-ungkapan lama; meraih asa, tempat jin buang anak, bagai menegakkan benang yang basah, mengail di air keruh, dan sebagainya.
Pada satu kesempatan sebelum menutup sesinya, mas Yusi sempat berkata "Pembaca kita jangan diajak ruwet. Hidup kita sudah ruwet, iya, tapi sodorkan karya yang runtut dan nggak ada 'dosanya'. Jangan menganggap pembaca sebagai 'musuh' yang perlu dibikin bingung dan pusing". (Foto: Agoes Rudianto)
Sesi 7 Kelas PPG: Developing Photo Story III
Permata Photojournalist Grant kembali mengundang Sasa Kralj (fotografer Kroasia) untuk memberikan sesi Developing Photo Story pada Jumat, 15 Desember 2017. Sesi ini diberikan secara online melalui video conference, peserta satu per satu berhadapan dengan Sasa untuk mendiskusikan mind map yang sudah mereka buat, sementara peserta lainnya menyimak. Selama proses diskusi ini, Rosa Panggabean dan Yoppy Pieter selaku co-mentor turut mendampingi suntuk memastikan setiap peserta memahami penjelasan yang diberikan Sasa.
Hampir sepanjang sesi Sasa menekankan bahwa mind map mestinya bukanlah sebuah daftar yang berisi hal-hal yang sudah diketahui, melainkan berisi hal-hal baru yang belum dan ingin diketahui.
“Mind map contains questions and answers. Mind map is not what you know. If you write what you know it’s listing, not mind mapping,” Sasa Kralj.
(Foto: Agoes Rudianto)
Sesi 6 Kelas PPG: Visual Literacy
Visual Literacy, dalam sesi ini peserta mempelajari bagaimana membaca suatu karya visual untuk kemudian memaknainya. Dengan harapan setelah kelas ini, peserta tidak hanya mampu membuat karya visual, tetapi juga tahu bagaimana membaca visual dan memaknai suatu karya. Kemampuan membaca dan memaknai karya visual ini erat kaitannya dengan pengalaman visual yang membangun sebuah persepsi. Dan untuk mempertajam kemampuan membangun persepsi, peserta ditantang untuk memperbanyak 'vocab' visual melalui membaca, mendengarkan musik, menonton film, termasuk melihat karya foto dan foto bertutur fotografer-fotografer dunia.
“Jika tidak memiliki memori visual, kita hanya akan melihat kesamaan sebagai kesamaan tanpa bisa memaknai” Edy Purnomo
Setelah rehat, kelas dilanjutkan dengan peserta membaca beberapa foto favorit dari fotografer lain (maupun karya sendiri) menggunakan materi yang telah diterima. Materi Visual Literacy ini diberikan oleh Edy Purnomo, didampingi oleh co-mentor Rosa Panggabean dan Yoppy Pieter. (Foto: Agoes Rudianto)
Photo Seminar by Martin Parr
Martin is known for his photographic projects that take an intimate, satirical and anthropological look at aspects of modern life, in particular in documenting the social classes of England, and more broadly the wealth of the Western world. He has published more than 100 photobooks and featured in around 80 exhibitions worldwide.
In this seminar, Martin will share his photographic projects including concepts and ideas behind photobooks he has published.
Details of the event are as follows:
Date : Friday, 12 January 2018
Time : 16.00 – 17.30
Venue : Erasmus Huis, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. S-3, Kuningan, Jakarta
Admission : Free
For further information and registration, please contact Leica Store Indonesia at +6221 5790 6066 or leica.store.ps@gmail.com
OPEN CALL: INDONESIAN PHOTO BOOK
PannaFoto Institute would like to invite fellow photographers and publishers to participate in Indonesian Photo Book Exhibition 2018. This event is held to complement a photography seminar with Martin Parr (Magnum Photos).
The exhibition takes place on Januari 12, 2018 at Erasmus Huis Foyer, from 11 am to 6 pm.
Terms and Conditions:
- The photography books meet either of the following requirements; made by Indonesian photographer(s), showcase themes or photos taken in Indonesia, made by foreign photographer(s) published both in Indonesia and internationally.
- Multiple entry by either artists, photographers or publishers is allowed.
The books must be submitted along with a synopsis and colophon in English, as well as a completed form containing the personal information of the entrants. - The submission is due on January 5, 2018.
- The books can be collected in person on the last day of the exhibition (January 12), mailed back with a shipment fee, or kept at PannaFoto Library to be used as references as well as included in the next exhibitions.
- We will also display selected books from the collection of PannaFoto Library. If you’d like to know if your book is one of them, don’t hesitate to contact us.
For confirmation and further details, please be in touch with Ms. Lisna at info@pannafoto.org or +62 852 155 65 835.
Send your entry to:
Ms. Lisna Dwi
PannaFoto Institute
℅ Ohana Bistro
Jl. Melawai IX/4
Jakarta, Indonesia
Our gratitude goes to Leica Store Indonesia, PermataBank, Embassy of the Kingdom of the Netherlands, Erasmus Huis and Unobtainium for the enormous support. We’d also like to thank our friends for your kindness and participation. See you at the exhibition!
Sesi 5 Kelas PPG: Ideas Into Photo Story (Mind Mapping)
Pada pertemuan kelas yang kelima, peserta langsung dibagi menjadi dua kelompok dengan co-mentor masing-masing; Rosa Panggabean dan Yoppy Pieter untuk melanjutkan mind mapping yang sudah mereka buat sebagai pekerjaan rumah dari sesi 3 yang lalu. Dengan menggunakan mind mapping ini peserta akan dapat memetakan alur cerita yang akan dibangun dalam photo story-nya masing-masing. Di samping pembuatan mind mapping ini, peserta datang dengan bekal foto-foto yang sudah mereka ambil selama tiga minggu program ini berjalan. (Foto: Agoes Rudianto)
Sesi 4 Kelas PPG: Visual Archetype
Pada sesi keempat PPG mengundang Eric Santosa, seorang Psikolog Budaya untuk memberikan materi tentang Visual Archetype. Sesi ini dimulai dengan pertanyaan "What makes great pictures?", kemudian peserta diminta mengidentifikasi beberapa foto pemenang World Press Photo; elemen apa yang menarik dalam foto tersebut? Foto tersebut kira-kira menceritakan tentang apa?
Eric Santosa mengutip Michelle McNally, Chair of Jury, World Press Photo 2007, "Great pictures are those that have aesthetic components, drawing in the viewers, urging them to learn more about the story the picture is telling."
Tantangan bagi peserta PPG 2017, dapatkah mereka membuat foto bertutur yang sulit diabaikan oleh siapapun yang melihat? (Foto: Agoes Rudianto)
Sesi 3 Kelas PPG: Developing Ideas into Photo Story
Sesi ke-3 kelas PPG dimulai dengan sebuah permainan menggunakan cube story, peserta dan mentor melempar dadu, gambar apapun yang muncul, gambar itulah yang digunakan sebagai materi untuk membuat cerita. Kelas berlanjut ke pengembangan photo story, setiap peserta diminta untuk membuat headline atau statement dari cerita mereka. Kemudian, berangkat dari headline atau statement tersebut peserta diminta menuangkan narasi photo story nya ke dalam story board. Bermodalkan kertas flipchart, peserta memvisualkan story yang akan mereka buat ke dalam bentuk sketsa. Usai menggambarkan, peserta mempresentasikan story boardnya di hadapan mentor dan peserta lainnya, dimana setiap mentor dan peserta bebas untuk mengajukan pertanyaan dan memberikan masukan. Sesi ke-3 kelas PPG ini berlangsung di WTC II, lantai 21. (Foto: Agoes Rudianto)
Sesi 2 Kelas PPG: Photo Story I
Dalam sesi 2 dari rangkaian kelas Permata Photojournalist Grant 2017, peserta menerima materi Understanding Photo Story oleh mentor: Edy Purnomo. Kelas berlangsung di PermataBank, WTC II, lantai 21 pada 24 November 2017. (Foto: Agoes Rudianto)
Sesi 1 Kelas PPG: Pembukaan dan Orientasi Program
Memotret Perubahan
Mengusung ‘Change’ sebagai tema, Permata Photojournalist Grant 2017 resmi berlangsung sejak Selasa, 21 November 2017. Diresmikan oleh Julian Fong (Vice President Director, Permata Bank), acara pembukaan ini dihadiri oleh Michael Rauner (Director, Erasmus Huis), Richele Maramis (Senior Vice President, Head of Corporate Affairs, PermataBank) dan Wilson Gunawan (Managing Director, Leica Store Indonesia) yang menjadi mitra program ini.
Ajang bergengsi yang dibidani oleh Pannafoto Institute ini diikuti oleh delapan peserta yang telah melalui proses seleksi ketat. Sebagai salah satu kelas jurnalisme fotografi terdepan di Indonesia, Permata Photojournalist Grant tak hanya merangkul pewarta foto dari Daerah Khusus Ibukota Jakarta, namun juga dari daerah-daerah lainnya. Dari tahun ke tahun, program ini juga aktif memberdayakan dan membuka kesempatan pewarta foto perempuan.
Dalam sambutannya, Julian Fong menyampaikan antusiasmenya terhadap proses dan hasil dari kelas yang akan berjalan selama tiga bulan ini. Pada tahun keenam sejak pertama kali diperkenalkan, banyak alumni Permata Photojournalist Grant yang telah menghasilkan karya cemerlang. Tak sedikit yang sudah menerbitkan buku foto, menggelar pameran, memenangi berbagai lomba foto dan berperan aktif dalam memberdayakan komunitas dan masyarakat.
Secara spesifik, ia juga menyampaikan dukungannya terhadap tema tahun ini. “Change menjadi tema sentral PPG kali ini. Kata ini, bilamana ditafsir sebagai kata benda, berarti perubahan atau pergantian. Dalam situasi zaman now, perubahan menjadi begitu penting, terlebih di dunia perbankan. Oleh karena itu, kita harus belajar beradaptasi dan merespons perubahan tersebut secara cepat,” tuturnya.
Setelah Julian Fong, Michael Rauner juga menyampaikan harapannya bagi para peserta. “I wish you fun, I wish you curiosity. Ask as many questions as you can. Don’t only sit and listen, but ask. Use the time to feel what it is, to improve your experience.”
“Semoga kalian bersenang-senang, dan rasa penasaran kalian juga tumbuh. Banyak-banyaklah bertanya, jangan hanya duduk dan mendengarkan. Gunakan kesempatan yang ada untuk merasakan dan meningkatkan pengalaman kalian.”
Michael Rauner kemudian menjadi pembicara pertama pada sesi pertama yang berlangsung tepat setelah acara pembukaan selesai. Dalam kuliahnya, ia memberikan petunjuk bagaimana menginterpretasikan ‘Change’ secara lebih luas, tak terbatas pada makna harafiah. Pada sesi kedua, peserta diajak membahas masing-masing proyek fotografi yang dicantumkan dalam proposal pendaftaran. Dari delapan proposal, dua memperoleh lampu hijau dari para mentor dalam diskusi yang dipimpin oleh Edy Purnomo.
Ketiga mentor lain, yakni Ng Swan Ti (Managing Director PannaFoto Institute), Rosa Panggabean dan Yoppy Pieter mengajukan berbagai pertanyaan yang membantu mengarahkan proyek-proyek fotografi para peserta, agar tetap sesuai dalam koridor jurnalistik dan tema yang telah ditentukan. Sesaat sebelum sesi kedua berakhir, delapan peserta tersebut dibagi dalam dua kelompok, masing-masing akan dimentori oleh Rosa Panggabean dan Yoppy Pieter sampai proyek mereka rampung.
Secara keseluruhan, peserta Permata Photojournalist Grant 2017 akan menjalani 12 kelas, salah satunya kelas penulisan. Peserta dengan karya terbaik akan membawa pulang satu kamera Leica Typ TL 18-56 mm. (Teks: Esther H. / Foto: Agoes Rudianto)
PENERIMA PERMATA PHOTOJOURNALIST GRANT (PPG) 2017
Kami mengucapkan terima kasih atas antusiasme dan keseriusan Rekan-rekan pewarta foto dalam mengirimkan aplikasi PPG 2017, rangkaian program PERMATA PHOTOJOURNALIST GRANT 2017 – ERASMUS HUIS FELLOWSHIP TO AMSTERDAM 2018. Program pertama di Indonesia yang didedikasikan bagi pengembangan pewarta foto muda Indonesia, didukung oleh PermataBank dan Erasmus Huis bekerja sama dengan PannaFoto Institute.
Hingga batas akhir pendaftaran hari Jumat, 10 November 2017 pukul 20.00 WIB, kami menerima 34 aplikasi yang memenuhi ketentuan dan kriteria administrasi untuk diseleksi.
Selanjutnya dilakukan proses pemilihan oleh Tim Seleksi, yaitu:
- Mast Irham (European Pressphoto Agency)
- Peksi Cahyo (Bola.com)
- Prasetyo Utomo (ANTARA Foto)
Tim Seleksi menilai aplikasi dengan mempertimbangkan:
- Portfolio (keberagaman visual storytelling/cara bertutur secara visual, tema, teks)
- Proposal
- Motivasi dan komitmen untuk mengikuti program.
- Mendukung pengembangan dan kemajuan para pewarta foto di luar Jakarta dan fotografer perempuan.
Berdasarkan hasil seleksi, Pewarta Foto yang terpilih sebagai penerima PPG 2017, yaitu:
- Arif Hidayah – Pikiran Rakyat, Bandung
- Edi Ismail – Freelance, Jakarta
- Hesti Rika Pratiwi – CNNIndonesia.com, Jakarta
- Muhammad Adimaja – ANTARA Foto, Jakarta
- Muhammad Ali Wafa – VIVA.co.id, Tangerang
- Rahmad Azhar Hutomo – National Geographic Indonesia, Jakarta
- Reza Fitriyanto – Kontributor Kanal Beritagar.id
- Zulkifli – Freelance, Padang
SELAMAT kepada 8 peserta PPG 2017! Mohon maaf kepada Rekan-rekan yang belum terpilih mengikuti PPG tahun ini.
Apresiasi dan ucapan TERIMA KASIH kami sampaikan kepada Rekan-rekan pewarta foto yang telah mengirimkan aplikasi, berpartisipasi dan mendukung program ini.
Semoga program ini dapat terus bergulir secara berkesinambungan dan turut berkontribusi dalam upaya meningkatkan kualitas Pewarta Foto di Indonesia. Tetap Semangat, Berkarya, dan Bekerja !!!
Salam hangat,
Panitia PPG 2017
Shape your Photographic Vision - Martin Parr | Jakarta, 13 Jan 2018
Permata Photojournalist Grant (PPG) Programme offers a scholarship for a 1-day-workshop by Martin Parr at Leica Activity Center in Jakarta on 13 January 2018.
Eligibility to apply for the scholarship is limited to:
- PPG Programme Alumni from the year 2011-2016 and TOT the year 2013-2017.
- Those who are able to speak English.
- Those who submit their application form and portfolio for selection.
The deadline for entry is 15 December 2017.
- The successful candidates (2 persons) will be announced on 22 December 2017.
Please contact Lisna at 0852 15565835 (lisnaadwi@pannafoto.org) for further information.
Application Form_Martin Parr_Scholarship_FINAL