Seri Webinar Fotografi | Merekam Imaji dalam Musik
Kamis, 2 Juni 2022 | 16.00 - 17.30 WIB
Pembicara: Aziziah Diah Aprilya, Gevi Noviyanti, Malahayati (Teman Women Photograph Indonesia)
Host: Kurnia Yaumil Fajar
Daftar via bit.ly/WEBINAR5PYP2022
Tiga fotografer membagikan pengalaman mereka merekam spektrum musik Indonesia. Tidak terbatas pada memotret aksi panggung sebuah grup musik, mereka berupaya mendokumentasikan musisi dan kehidupan mereka dalam foto-foto dan arsip tentang musik.
Aziziah Diah Aprilya adalah seorang fotografer lepas. Zizi juga belajar dan bekerja bersama Tanahindie, institusi riset perkotaan, dan Yayasan Makassar Biennale. Ia berperan sebagai Asisten Kurator untuk Makassar Biennale (2021) dan Kurator untuk ‘Kawula Ria’, pameran arsip era 80-an (2022).
Gevi Noviyanti adalah fotografer asal Cirebon yang lulus dari studi Etnomusikologi. Later belakang pendidikannya banyak memengaruhi praktik fotografinya. Proyek personalnya berfokus pada seni dan budaya dalam lensa gender dan kelompok rentan. Ia juga merupakan pengurus Kelas Pagi Yogyakarta.
Kurnia Yaumil Fajar lahir pada 1996 di Jakarta. Kariernya dalam budaya visual berfokus pada praktik publikasi, kurasi, dan menulis. Pada 2018, ia bersama empat kolega memulai SOKONG! (sokongpublish.com), sebuah publikasi fotografi yang berdedikasi memberikan wadah untuk praktisi fotografi muda.
Malahayati adalah fotografer dokumenter dan komersial yang tinggal di Jakarta. Karya fotonya pernah dimuat di berbagai media, termasuk Tempo, National Geographic Inodnesia, dan Asian Geo. Ia pernah berpameran tunggal di Instituto Italiano di Cultura, Jakarta pada 2008, juga berpartisipasi dalam beberapa pameran kelompok, termasuk di Jakopič Gallery, Ljubljana, Slovenia (2020) dan Photo Demos di Jakarta International Photo Festival (JIPFest, 2021). Ia menjabat ketua Women Photograph Indonesia.
Info lebih lanjut
Asa (0858 8812 7367)
www.permata-photojournalistgrant.org
Sejumlah institusi pendidikan, dan komunitas fotografi mendukung penyelenggaraan Permata Youth Photostory (PYP) 2022, antara lain Universitas Katolik Parahyangan, Desain Komunikasi Visual Politeknik Harapan Bersama, Fotografi ISI Padang Panjang, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran, Arkademy, Kelas Pagi dan Women Photograph Indonesia.
Webinar PYP: Haze
Program terbaru Permata Bank dan PannaFoto Institute, Permata Youth Photostory (PYP) 2022, diramaikan dengan seri webinar fotografi Permata Youth Photostory 2022 (17 Mei - 30 Juni). Di seri ini, para pelaku fotografi dapat mencari inspirasi dengan mendengar lebih banyak JOURNEY dari para praktisi fotografi yang berpengalaman.
Kamis (19/03/2022) seri webinar ketiga, dipandu oleh Mamuk Ismantoro (fotografer dokumenter), fotografer Abriansyah Liberto bercerita mengenai proses pengerjaan proyek foto dokumenternya yang berjudul Haze, mengenai fenomena kebakaran hutan dan dampaknya pada masyarakat Sumatra Selatan. Karya ini memenangkan World Press 2022 Photo Contest kategori Long-Term Projects di area Asia Tenggara dan Oseania.
Andre Sebastian (VP, Head of External Communications) membuka sesi webinar dengan mengungkapkan kegembiraannya terhadap antusiasme penikmat fotografi muda dan apresiasinya pada Abriansyah Liberto, alumnus Permata Photojournalist Grant (PPG) yang memenangkan World Press 2022 Photo Contest.
Abriansyah Liberto memulai karier sebagai pewarta foto pada 2009. Lulusan Universitas Sriwijaya Jurusan Teknik Elektro ini memiliki ketertarikan terhadap isu sosial dan lingkungan. Ia kini bekerja di media Tribun Sumsel. Ia pernah memenangkan beberapa penghargaan fotografi, termasuk Adinegoro Award (2015) dan Anugerah Pewarta Foto Indonesia (2018).
Abriansyah Liberto, atau yang kerap disapa Berto, mulai mengerjakan proyek foto Haze karena kegelisahan pribadi pada 2015 saat Palembang dilanda kabut asap selama berbulan-bulan. Keresahannya semakin kuat ketika anak keduanya lahir saat kabut asap yang pekat menyelimuti kota Palembang. Akhirnya ia membuat cerita foto sebagai bentuk kritik konstruktif pada pemerintah.
Haze disajikan dengan pendekatan foto hitam putih karena Berto ingin menggugah rasa simpati dan empati yang dirasakan saat terjadi bencana kabut asap. Foto hitam putih tidak sekadar foto monokrom, namun memiliki serangkaian skala abu-abu yang menghasilkan spektrum hitam dan putih. Proses editing hitam putih memerlukan ketelitian untuk benar-benar melihat gelap terang dari sebuah foto.
Berto lalu menjelaskan satu persatu cerita dibalik setiap foto di rangkaian cerita foto Haze. Ia juga membagikan pengalamannya saat bertandang ke Amsterdam dalam rangka mengikuti acara dan pameran foto World Press 2022.
Kunjungi permata-photojournalistgrant.org untuk mendapat inspirasi dari para praktisi fotografi yang berpengalaman melalui seri program fotografi oleh PannaFoto Institute.
Webinar PYP: Fotografi dan Masyarakat
Program terbaru Permata Bank dan PannaFoto Institute, Permata Youth Photostory (PYP) 2022, diramaikan dengan seri webinar fotografi Permata Youth Photostory 2022 (17 Mei - 30 Juni). Di seri ini, para pelaku fotografi dapat mencari inspirasi dengan mendengar lebih banyak JOURNEY dari para praktisi fotografi yang berpengalaman.
Rabu (18/03/2022) seri webinar kedua diisi oleh beberapa anggota kolektif Arkademy dengan topik “Fotografi dan Masyarakat” yang dipandu oleh Arif Furqan (pengajar dan peneliti) dan panelis; Ben Laksana, Kurniadi Widodo, Rara Sekar. Arkademy adalah kolektif fotografi yang berfokus pada pendidikan fotografi dengan pendekatan kritis, reflektif dan lintas disiplin. Anggota kolektif memiliki beragam latar belakang profesi: fotografer dokumenter, edukator, peneliti, dan kurator. Mereka tertarik untuk mendalami fotografi sebagai medium untuk memahami fenomena-fenomena sosial yang ada di masyarakat, peran dan pengaruh fotografi dalam masyarakat serta relasi fotografi dan/atau fotografer dengan masyarakat.
Andre Sebastian (VP, Head of External Communications) membuka sesi webinar dengan menyampaikan aspirasi Permata Bank untuk memperluas jangkauan pendidikan fotografi ke generasi yang lebih muda. Selanjutnya, dalam sesi ini, panelis akan mengurai hubungan fotografi dengan masyarakat melalui studi referensi sejarah visual fotografi dan memahami peran fotografi sebagai pengetahuan di masyarakat menggunakan kerangka berpikir sosial-budaya.
Rara Sekar membuka sesi presentasi dengan pertanyaan, bagaimana hubungan fotografi dan masyarakat penting untuk dipahami? Ia lalu menyinggung perkembangan teknologi kamera yang sangat demokratis karena setiap orang memiliki akses terhadap kepemilikan kamera. Didukung dengan perkembangan media sosial, masyarakat Indonesia semakin menjadi masyarakat visual. Ben Laksana kemudian mengurai secara singkat peran fotografi sebagai medium pengetahuan dan alat komunikasi yang tidak netral. Ada konteks sudut pandang/keberpihakan fotografer, lingkungan, sosial, politik, budaya, ekonomi, dll yang menambah ketidaknetralan sebuah foto. Persepsi masyarakat akan ‘kebenaran’ dan ‘keindahan’ turut dipengaruhi oleh fotografi sebagai medium visual.
Fotografi, secara sadar atau tidak sadar, telah membentuk dan/atau mengubah banyak hal di sekitar kita; apa yang kita inginkan, membentuk siapa diri kita, kemana kita ingin pergi dan apa yang kita ingin lakukan di tempat yang kita kunjungi, membentuk apa yang kita ingat (bahkan ingatan yang tidak kita alami), juga apa yang kita anggap baik dan/atau buruk. “Fotografi memang akhirnya menjadi bagian yg sangat penting dalam mengaktualisasikan diri kita, secara personal maupun profesional”, terang Rara Sekar.
Selanjutnya, Kurniadi Widodo memaparkan contoh foto dan proyek foto cerita tentang hal-hal yang kita bicarakan (dan tidak) ketika kita membicarakan fotografi. Dari pemaparan tersebut, semakin jelas jika untuk dapat memahami fotografi dengan lebih reflektif dan kritis, diperlukan pengetahuan non-fotografis. Singkatnya, selain pemahaman akan fotografi dalam menciptakan maupun membaca karya, dibutuhkan pengetahuan, pendekatan dan pengalaman historis, kultural dan politis – lintas disiplin, untuk mempertajam baik pengkaryaan maupun pembacaan atas foto.
Kunjungi permata-photojournalistgrant.org untuk mendapat inspirasi dari para praktisi fotografi yang berpengalaman melalui seri program fotografi oleh PannaFoto Institute.
Seri Webinar Fotografi | Keluar Tumbuh Liar
Selasa, 24 Mei 2022 | 16.00 - 17.30 WIB
Pembicara: Anton Ismael (Kelas Pagi)
Host: Ng Swan Ti
Daftar via bit.ly/WEBINAR4PYP2022
Pendiri komunitas fotografi Kelas Pagi, Anton Ismael, akan berbagi mengenai filosofi pendidikan khususnya di dunia fotografi yang ia percayai dan lakukan sebagai insan kreatif. Dengan berani, Anton menerobos pakem dan tradisi dalam kekaryaan demi menemukan suatu kreativitas baru.
Anton Ismael adalah pendiri komunitas fotografi Kelas Pagi dan Creative Director di studio kreatif yang berkecimpung di dunia komersial, Third Eye Space. Ia memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun di dunia fotografi, dan lebih dari 10 tahun sebagai pengajar.
Ng Swan Ti, Managing Director PannaFoto Institute, merintis kariernya sebagai fotografer pada 2002. Karya-karyanya pernah dipamerkan di Noorderlicht Festival, Jakarta Biennale, serta Lumenvisum. Buku foto pertamanya, Illusion, terbit pada 2014.
Info lebih lanjut
Asa (0858 8812 7367)
www.permata-photojournalistgrant.org
Sejumlah institusi pendidikan, dan komunitas fotografi mendukung penyelenggaraan Permata Youth Photostory (PYP) 2022, antara lain Universitas Katolik Parahyangan, Desain Komunikasi Visual Politeknik Harapan Bersama, Fotografi ISI Padang Panjang, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran, Arkademy, Kelas Pagi dan Women Photograph Indonesia.
Seri Webinar Fotografi | Cerita Foto: Haze
Cerita Foto: Haze
Kamis, 19 Mei 2022 | 16.00 - 17.30 WIB
Pembicara: Abriansyah Liberto
Host: Mamuk Ismantoro
Daftar via bit.ly/WEBINAR3PYP2022
Fotografer Abriansyah Liberto akan bercerita mengenai proyek foto dokumenternya yang berjudul Haze, mengenai fenomena kebakaran hutan dan dampaknya pada masyarakat Sumatra Selatan. Karya ini memenangkan World Press 2022 Photo Contest kategori Long-Term Projects di area Asia Tenggara dan Oseania.
Abriansyah Liberto memulai karier sebagai pewarta foto pada 2009. Lulusan Universitas Sriwijaya Jurusan Teknik Elektro ini memiliki ketertarikan terhadap isu sosial dan lingkungan. Ia kini bekerja di media Tribun Sumsel. Ia pernah memenangkan beberapa penghargaan fotografi, termasuk Adinegoro Award (2015) dan Anugerah Pewarta Foto Indonesia (2018).
Mamuk Ismantoro adalah fotografer dokumenter berbasis di Jawa Timur. Mamuk juga aktif menulis dan mengajar fotografi, khususnya foto jurnalistik. Buku fotonya yang berjudul Tanah yang Hilang (2014) dan diterbitkan PannaFoto merekam kejadian luapan lumpur di Sidoarjo, Jawa Timur.
Info lebih lanjut
Asa (0858 8812 7367)
www.permata-photojournalistgrant.org
Sejumlah institusi pendidikan, dan komunitas fotografi mendukung penyelenggaraan Permata Youth Photostory (PYP) 2022, antara lain Universitas Katolik Parahyangan, Desain Komunikasi Visual Politeknik Harapan Bersama, Fotografi ISI Padang Panjang, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran, Arkademy, Kelas Pagi dan Women Photograph Indonesia.
Seri Webinar Fotografi | Fotografi dan Masyarakat
Fotografi & Masyarakat
Rabu, 18 Mei 2022 | 16.00 - 17.30 WIB
Panelis: Ben Laksana, Kurniadi Widodo, Rara Sekar (Arkademy)
Host: Arif Furqan
Daftar via bit.ly/WEBINAR2PYP2022
Dalam sesi ini, panelis akan mengurai hubungan fotografi dengan masyarakat melalui studi referensi sejarah visual fotografi dan memahami peran fotografi sebagai pengetahuan di masyarakat menggunakan kerangka berpikir sosial-budaya.
Arif Furqan adalah pengajar dan peneliti yang kadang memotret. Menggeluti dan mengeksplorasi beberapa eksperimen dengan medium fotografi sejak 2011. Karyanya berkutat pada isu tentang rumah, keluarga, dan mobilitas. Menjadi bagian dalam Flock Project, sebuah kolektif yang mengeksplorasi kemungkinan medium cetak fotografi. Pada tahun 2021 menerima Prince Clauss Seed Award atas Unhistoried, sebuah proyek berbasis arsip foto keluarga Indonesia. Kini sedang meluangkan waktu melakukan riset dan mengelola pengarsipan dalam Unhistoried.
Ben K. C. Laksana adalah seorang mahasiswa doktoral di Victoria University of Wellington, dengan fokus penelitian pada persimpangan antara sosiologi, pendidikan, anak muda dan kelas. Sebagai seorang akademisi dan pendidik ia sangat dipengaruhi oleh pendekatan pendidikan 'pedagogi kritis' dan aktif dalam menantang narasi dominan dan menindas melalui pendidikan. Ia juga salah satu pendiri Arkademy, sebuah organisasi yang berfokus pada penggunaan fotografi sebagai pedagogi kritis dengan melibatkan publik secara kritis dalam isu-isu sosial melalui fotografi.
Kurniadi Widodo adalah seorang fotografer lepas yang saat ini berbasis di Yogyakarta. Ia kerap aktif terlibat pada komunitas, inisiatif, maupun program-program yang bergerak di bidang edukasi fotografi, antara lain Cephas Photo Forum, Kelas Pagi Yogyakarta, Pannafoto Future Talents, serta kolektif pendidikan fotografi kritis Arkademy. Pada tahun 2016 bersama dua orang fotografer lainnya dia membentuk Flock Project, sebuah kolektif yang berfokus pada eksplorasi karya-karya foto melalui penerbitan independen. Ia juga melakukan kerja-kerja kuratorial pameran fotografi, di antaranya adalah InSumatra Photo Festival (2019) dan Jakarta International Photo Festival (2021).
Rara Sekar adalah seorang musisi dan peneliti di bidang sosial dan budaya. Dia memperoleh gelar S2 di jurusan Antropologi Budaya dari Victoria University of Wellington, Selandia Baru, dengan fokus penelitian di persimpangan isu pendidikan, pembangunan, anak muda dan adat. Saat ini Rara bekerja sebagai peneliti lepas dan aktif mengajar riset dan fotografi kritis di Arkademy, sebuah kolektif fotografi yang bergerak di bidang pendidikan kritis melalui medium fotografi.
Arkademy adalah kolektif fotografi yang berfokus pada pendidikan fotografi dengan pendekatan kritis, reflektif dan lintas disiplin. Anggota kolektif kami memiliki beragam latar belakang profesi: fotografer dokumenter, edukator, peneliti, dan kurator. Kami tertarik untuk mendalami fotografi sebagai medium untuk memahami fenomena-fenomena sosial yang ada di masyarakat, peran dan pengaruh fotografi dalam masyarakat serta relasi fotografi dan/atau fotografer dengan masyarakat. Anggota kolektif kami tersebar di 3 kota di Indonesia: Jakarta, Bogor dan Yogyakarta.
Info lebih lanjut
Asa (0858 8812 7367)
www.permata-photojournalistgrant.org
Sejumlah institusi pendidikan, dan komunitas fotografi mendukung penyelenggaraan Permata Youth Photostory (PYP) 2022, antara lain Universitas Katolik Parahyangan, Desain Komunikasi Visual Politeknik Harapan Bersama, Fotografi ISI Padang Panjang, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran, Arkademy, Kelas Pagi dan Women Photograph Indonesia.
Launching & Webinar PYP: Menyelami Passion
PermataBank dan PannaFoto Institute meluncurkan program baru Permata Youth Story (PYP) 2022 yang merupakan pengembangan Permata Photojournalist Grant (PPG). PYP 2022 dengan tema JOURNEY menawarkan beasiswa dan workshop daring untuk penikmat & pelaku fotografi muda. Kelas dan mentorship ini akan dipandu pelaku fotografi dengan pengalaman di industri, dan cocok bagi siapa pun yang ingin menjadi fotografer, pewarta foto, atau content creator. Sepuluh peserta terpilih akan didukung untuk mewujudkan cerita foto dan menampilkan karyanya dalam pameran.
Sejumlah institusi pendidikan, dan komunitas fotografi mendukung penyelenggaraan Permata Youth Photostory (PYP) 2022, antara lain Universitas Katolik Parahyangan, Desain Komunikasi Visual Politeknik Harapan Bersama, Fotografi ISI Padang Panjang, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran, Arkademy, Kelas Pagi dan Women Photograph Indonesia.
Pembukaan program perdana ini diresmikan oleh Bapak Dayan Sadikin (Direktur Sumber Daya Manusia) dan dihadiri oleh Ibu Richele Maramis (Head of Corporate Affairs PermataBank), serta Ibu Ng Swan Ti (Managing Director PannaFoto Institute). Dalam sambutannya, Bapak Dayan Sadikin menyampaikan antusiasmenya terhadap program perdana PYP yang menyasar anak muda berusia maksimal 25 tahun. Ia berharap para peserta dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam bercerita menggunakan foto secara bertanggung jawab.
Setelah Bapak Dayan Sadikin, Ibu Richele Maramis juga menyampaikan komitmen Permata Bank dalam memfasilitasi storyteller Indonesia yang telah berjalan selama 11 tahun. “Selama 11 tahun ini, kami melihat banyak sekali karya luar biasa dari para pewarta foto yang tergabung dalam PPG. Kami melihat sudah saatnya untuk memperlebar program dan mengajak generasi muda dari Sabang sampai Merauke untuk berkarya melalui foto.” Ibu Ng Swan Ti menambahkan, program terbaru dari PannaFoto ini tidak terbatas hanya pada anak muda yang ingin menjadi pewarta foto profesional, namun terbuka pada siapa pun yang memiliki minat pada ilmu visual storytelling.
Selepas acara pembukaan, rangkaian acara berlanjut ke sesi webinar dengan topik “Menyelami Passion” bersama panelis Arum Dayu, Rosa Panggabean dan dipandu oleh Okky Ardya (pewarta foto lepas). Dalam sesi webinar perdana ini, para panelis akan membagikan pengalaman bagaimana mereka menyelami minat fotografi dan membangun karier di dunia fotografi, serta cerita mengenai proses dibalik pembuatan karya cerita foto mereka.
Okky Ardya memulai ketertarikan dalam dunia fotografi sejak di bangku perkuliahan dan bahkan belum memiliki kamera sendiri. Okky Ardya, atau kerap dipanggil Ocha, menyelami dan belajar foto dengan mengikuti berbagai kegiatan komunitas fotografi hingga akhirnya menjadi fotografer lepas sejak 2018. Menanggapi pertanyaan klise tentang apakah bisa memulai belajar fotografi tanpa memiliki kamera, Ocha menjawab, “Menurut pengalaman pribadi saya bisa, ya. Ikut komunitas dan mencari pinjaman kamera.”
Sedangkan Arum Dayu bertemu fotografi lewat UKM kampus dan bekerja sebagai jurnalis foto pada 2007 hingga akhirnya memilih menjadi freelancer pada 2011. Arum Dayu mengalami kebosanan secara visual setelah 4 tahun bekerja sebagai jurnalis foto. Untuk menjaga api passion-nya tetap menyala, ia mulai mengerjakan proyek-proyek personal dengan pendekatan eksploratif.
Program baru ini akan diramaikan dengan seri webinar fotografi Permata Youth Photostory 2022 (17 Mei - 30 Juni), gratis untuk semua kalangan. Kunjungi permata-photojournalistgrant.org untuk mendapat inspirasi dari para praktisi fotografi yang berpengalaman melalui seri program fotografi oleh PannaFoto Institute.
Seri Webinar Fotografi | Menyelami Passion
Pembukaan Permata Youth Photostory (PYP) 2022
Menyelami Passion
Selasa, 17 Mei 2022 | 16.00 - 17.30 WIB
Panelis: Arum Dayu, Rosa Panggabean
Host: Okky Ardya
Daftar via bit.ly/WEBINAR1PYP2022
Dalam sesi ini, panelis akan membagikan pengalaman bagaimana mereka menyelami minat fotografi dan membangun karier di dunia fotografi, serta cerita mengenai proses dibalik pembuatan karya cerita foto mereka.
Arum Dayu memulai karier di dunia fotografi sebagai pewarta foto di Harian Kompas. Ia menempuh studi Diploma Pewartaan Foto di Ateneo de Manila University (2012) dan Pascasarjana Seni Rupa di Institut Teknologi Bandung. Ia tinggal dan bekerja di Bandung, kini menjadi anggota kolektif dan menjabat manajer di ruang seni alternatif Omnispace. Arum telah berpameran di berbagai pameran foto dan seni nasional dan internasional, termasuk Ballarat International Photo Festival (2021), Biennale Jogja (2020), dan ‘Identity Crisis: Reflection on Public and Private Life in Contemporary Javanese Photography’ di Johnson Museum of Art, Cornell University, New York (2017). Ia telah menjalani residensi di Jatiwangi Art Factory dan Cemeti - Institute for Art and Society, Yogyakarta.
Okky Ardya adalah seorang editor dan fotografer dokumenter lepas berbasis di Jakarta. Mengawali kariernya sebagai reporter kemudian menjadi managing editor untuk majalah desain grafis hingga kemudian memutuskan untuk menjadi pekerja lepas dan tertarik dengan dunia fotografi. Pernah mengikuti beberapa lokakarya fotografi, salah satunya Angkor Photo Workshop, dan fellowship di Ateneo de Manila University juga GIZ & Thomson Reuters Foundation di Kenya dan London. Tertarik dengan proyek dokumenter jangka panjang bertema pekerja migran dan isu seputar HAM.
Rosa Panggabean adalah fotografer lepas berbasis di Jakarta. Ia pernah bekerja sebagai pewarta foto di koran dan kantor berita nasional, sebelum berfokus di jalur independen untuk mengeksplorasi isu-isu perubahan sosial, identias, serta HAM. Ia juga aktif sebagai pengajar fotografi, termasuk menjadi co-mentor PannaFoto Institute dalam Permata Photojournalist Grants. Buku fotonya yang berjudul Exile diterbitkan secara independen.
Info lebih lanjut
Asa (0858 8812 7367)
www.permata-photojournalistgrant.org
Sejumlah institusi pendidikan, dan komunitas fotografi mendukung penyelenggaraan Permata Youth Photostory (PYP) 2022, antara lain Universitas Katolik Parahyangan, Desain Komunikasi Visual Politeknik Harapan Bersama, Fotografi ISI Padang Panjang, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran, Arkademy, Kelas Pagi dan Women Photograph Indonesia.
Seri Webinar Fotografi | Permata Youth Photostory 2022
Jadwal Webinar Permata Youth Photostory 2022
Rangkaian program Permata Youth Photostory 2022 menghadirkan sembilan sesi webinar yang diadakan antara 17 Mei - 30 Juni 2022 untuk memperkenalkan praktik dan industri fotografi pada publik, khususnya generasi muda. Dalam setiap sesi, pelaku industri dan pegiat fotografi akan menjadi narasumber dan membahas berbagai topik yang relevan dengan perkembangan dunia fotografi dan cerita foto (visual storytelling).
Semua webinar akan dilakukan secara daring, terbuka untuk publik dengan pendaftaran.
Pembukaan Permata Youth Photostory (PYP) 2022
Menyelami Passion
Selasa, 17 Mei 2022 | 16.00 - 17.30 WIB
Panelis: Arum Dayu, Rosa Panggabean
Host: Okky Ardya
Daftar via bit.ly/WEBINAR1PYP2022
Dalam sesi ini, panelis akan membagikan pengalaman bagaimana mereka menyelami minat fotografi dan membangun karier di dunia fotografi, serta cerita mengenai proses dibalik pembuatan karya cerita foto mereka.
Fotografi & Masyarakat
Rabu, 18 Mei 2022 | 16.00 - 17.30 WIB
Panelis: Ben Laksana, Kurniadi Widodo, Rara Sekar (Arkademy)
Host: Arif Furqan
Daftar via bit.ly/WEBINAR2PYP2022
Dalam sesi ini, panelis akan mengurai hubungan fotografi dengan masyarakat melalui studi referensi sejarah visual fotografi dan memahami peran fotografi sebagai pengetahuan di masyarakat menggunakan kerangka berpikir sosial-budaya.
Cerita Foto: Haze
Kamis, 19 Mei 2022 | 16.00 - 17.30 WIB
Pembicara: Abriansyah Liberto
Host: Mamuk Ismantoro
Daftar via bit.ly/WEBINAR3PYP2022
Fotografer Abriansyah Liberto akan bercerita mengenai proyek foto dokumenternya yang berjudul Haze, mengenai fenomena kebakaran hutan dan dampaknya pada masyarakat Sumatra Selatan. Karya ini memenangkan World Press 2022 Photo Contest kategori Long-Term Projects di area Asia Tenggara dan Oseania.
Keluar Tumbuh Liar
Selasa, 24 Mei 2022 | 16.00 - 17.30 WIB
Pembicara: Anton Ismael (Kelas Pagi)
Host: Ng Swan Ti
Daftar via bit.ly/WEBINAR4PYP2022
Pendiri komunitas fotografi Kelas Pagi, Anton Ismael, akan berbagi mengenai filosofi pendidikan khususnya di dunia fotografi yang ia percayai dan lakukan sebagai insan kreatif. Dengan berani, Anton menerobos pakem dan tradisi dalam kekaryaan demi menemukan suatu kreativitas baru.
Merekam Imaji dalam Musik
Kamis, 2 Juni 2022 | 16.00 - 17.30 WIB
Pembicara: Aziziah Priliya, Gevi Noviyanti, Malahayati (Teman Women Photograph Indonesia)
Host: Kurnia Yaumil Fajar
Daftar via http://bit.ly/WEBINAR5PYP2022
Tiga fotografer membagikan pengalaman mereka merekam spektrum musik Indonesia. Tidak terbatas pada memotret aksi panggung sebuah grup musik, mereka berupaya mendokumentasikan musisi dan kehidupan mereka dalam foto-foto dan arsip tentang musik.
Karierku, Pilihanku
Kamis, 9 Juni 2022 | 16.00 - 17.30 WIB
Pembicara: Ajeng Dinar, Thoudy Badai Rifanbillah
Host: Fernando Randy
Daftar via http://bit.ly/WEBINAR6PYP2022
Dua alumni Permata Photojournalist Grant berbicara mengenai suka duka dibalik penciptaan karya-karya foto jurnalistik yang disajikan untuk publik. Mereka akan membagikan bagaimana menempuh jalur karier sejak mereka mengenal fotografi hingga menjadi pewarta foto.
Cerita Foto: Stories Through Cycling
Kamis, 16 Juni 2022 | 16.00 - 17.30 WIB
Pembicara: Rony Zakaria
Host: Dita Alangkara
Daftar via http://bit.ly/WEBINAR7PYP2022
Fotografer Rony Zakaria mendapat angin segar untuk memotret dari perjalanan bersepeda bersama komunitas yang kini menjadi kawan dan sumber inspirasinya. Sesi ini menunjukkan kegiatan sehari-hari yang dapat menjadi motivasi baru untuk berkarya bagi fotografer.
Cerita Foto: Saujana Sumpu
Kamis, 23 Juni 2022 | 16.00 - 17.30 WIB
Pembicara: Yoppy Pieter
Host: Caron Toshiko
Daftar via http://bit.ly/WEBINAR8PYP2022
Yoppy Pieter berkunjung ke Minangkabau, Sumatra Barat untuk menceritakan kisah sebuah tanah yang ditinggalkan generasi mudanya merantau. Dalam sesi ini, Yoppy akan menceritakan pengalamannya membuat proyek foto termasuk proses riset, pendekatan subjek, hingga pengembangan proyek menjadi buku foto yang diterbitkan oleh PannaFoto Institute.
Healing in Nature
Kamis, 30 Juni 2022 | 16.00 - 17.30 WIB
Pembicara: Edy Purnomo
Host: Beawiharta
Daftar via http://bit.ly/WEBINAR9PYP2022
Pendidik fotografi sekaligus pecinta alam Edy Purnomo menceritakan kisahnya menjelajahi alam bebas di berbagai daerah. Dalam perjalanannya, ia menemukan jeda dari kesibukan untuk refleksi diri dan inspirasi baru yang berfungsi sebagai tombol reset dalam kehidupan profesionalnya.
Info lebih lanjut
Asa (0858 8812 7367)
www.permata-photojournalistgrant.org
Sejumlah institusi pendidikan, dan komunitas fotografi mendukung penyelenggaraan Permata Youth Photostory (PYP) 2022, antara lain Universitas Katolik Parahyangan, Desain Komunikasi Visual Politeknik Harapan Bersama, Fotografi ISI Padang Panjang, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran, Arkademy, Kelas Pagi dan Women Photograph Indonesia.
Permata Youth Photostory 2022 | JOURNEY
PERMATA YOUTH PHOTOSTORY (PYP) 2022
PermataBank x PannaFoto Institute meluncurkan program baru Permata Youth Story (PYP) 2022 dengan tema JOURNEY, sebuah program pendidikan fotografi dan grant yang didedikasikan bagi generasi muda, sebagai pengembangan Permata Photojournalist Grant yang telah memasuki tahun ke-11.
Edisi perdana PYP memilih tema JOURNEY atau perjalanan yang dapat dimaknai dengan berbagai macam cerita, seperti perjalanan hidup, pengalaman sehari-hari, traveling dan hal-hal lain yang dekat dengan kehidupan generasi muda saat ini. Para mentor berpengalaman dari PannaFoto Institute dan alumni Permata Photojournalist Grant akan memfasilitasi peserta untuk meningkatkan keterampilannya dalam bercerita dengan menggunakan foto, dan mengeksplor medium fotografi dan industrinya.
Selain itu, PYP menyelenggarakan seri webinar fotografi dengan beragam topik, yang terbuka untuk umum dengan registrasi.
Permata Youth Photostory 2022
Beasiswa dan workshop fotografi bagi generasi muda
Tema: JOURNEY
Pendaftaran ditutup
31 Mei 2022 pukul 20.00 WIB
Link pendaftaran
bit.ly/PYP2022JOURNEY
Kelas dan mentorship
16 Juni – 7 Juli 2022
Untuk 10 peserta terpilih
Seri webinar fotografi
17 Mei – 30 Juni 2022
Untuk umum, registrasi
Via ZOOM
Pembukaan Permata Youth Photostory (PYP) 2022
Webinar "Menyelami Passion"
Panelis: Arum Dayu, Rosa Panggabean | Host: Okky Ardya
Selasa, 17 Mei 2022
16.00-17.30 WIB
via ZOOM
Untuk umum dengan registrasi
Link pendaftaran
bit.ly/WEBINAR1PYP2022
Info lebih lanjut
Asa (0858 8812 7367)
www.permata-photojournalistgrant.org
Sejumlah institusi pendidikan, dan komunitas fotografi mendukung penyelenggaraan Permata Youth Photostory (PYP) 2022, antara lain Universitas Katolik Parahyangan, Desain Komunikasi Visual Politeknik Harapan Bersama, Fotografi ISI Padang Panjang, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran, Arkademy, Kelas Pagi dan Women Photograph Indonesia.
Informasi Permata Youth Photostory 2022
Pembukaan Permata Photojournalist Grant (PPG) 2021
Selasa, 22 Februari 2021 program Permata Photojournalist Grant (PPG) 2021: Courage dibuka. Pembukaan program yang kali kedua berlangsung secara daring ini dihadiri oleh Ibu Richele Maramis (Head of Corporate Affairs PermataBank), dan ibu Ng Swan Ti (Managing Director PannaFoto Institute), mentor, peserta PPG 2021, alumni PPG & ToT, serta rekan-rekan editor foto, pewarta foto dan tamu-tamu undangan.
Ibu Richele Maramis (Head of Corporate Affairs PermataBank) menyambut kehadiran sepuluh keluarga besar baru PPG yang berasal dari Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan dan Sulawesi. Melalui kelas-kelas daring, program PPG mengatasi kendala geografis dan dapat menjangkau lebih banyak pewarta foto/pewarta foto lepas di berbagai wilayah di Indonesia. Beliau menyampaikan, “Melihat antusiasme para peserta serta kegiatan PPG di awal pandemi, kami percaya semangat pewarta foto di Indonesia untuk mengembangkan diri dan kemampuan bertutur secara visual masih tetap membara. Untuk itu Permata Bank konsisten mendukung mereka dalam meningkatkan kemampuan dan mewujudkan ide-ide mereka melalui foto yang akan menginspirasi siapapun yang melihatnya.” Terkait tema Courage yang diusung PPG tahun ini, beliau menambahkan, “Tema ini merefleksikan situasi global saat ini. Kita butuh keberanian untuk menjalani kehidupan.”
Kemudian, Ibu Ng Swan Ti (Managing Director PannaFoto Institute) menuturkan jika peserta PPG 2021 tidak perlu khawatir meski kelas diadakan secara daring, interaksi dan diskusi kelas tidak akan hilang. Beliau juga berharap dapat melaksanakan pameran secara luring di tahun ini.
Selanjutnya, para peserta PPG 2021 memperkenalkan diri sekaligus menceritakan karya foto yang mereka ajukan sebagai portofolio seleksi. Ahmad Tri Hawaari (Pos Kota, Jakarta) dengan karya “Pahlawan Pandemi” menceritakan minimnya fasilitas untuk nakes saat awal pandemi. Andri Saputra (Harian Rakyat Sulsel, Makassar) berbagi tentang “Buruh Emas di Tanah Obi”, sebuah kisah pekerja tambang emas di Maluku Utara. Andry Denisah (Kontributor SOPA Images, Sulawesi) memotret kehidupan sehari-hari suku “Bajo Pengembara Laut Ulung”. Bhagavad Sambadha (Tirto.id, Jakarta) mengajak kita menyambangi ruang hidup Omah Boro, sebuah penginapan buruh angkut di Pasar Johor Semarang lewat karya “Makhluk Itu Bernama Omah Boro”. Felix Jody Kinarwan (Project Multatuli, Banten) mengungkapkan kegusaran tentang kerusakan lingkungan akibat tambang timah dan pelik kehidupan ekonomi di Pulau Bangka dalam “Tin City”. Feny Selly Pratiwi (Antara Foto, Palembang) berbagi kisah inovasi bahan pewarna alami dari tanaman gambir untuk kain jumputan yang dikembangkan di Musi Banyuasin lewat “Dari Gambir ke Gambo Muba”.
Iqbal Firdaus (Kumparan.com, Bekasi) dengan “Bertahan di Tengah Ganasnya Limbah Cikarang” menyorot getir kehidupan masyarakat Cikarang yang terdampak limbah industri dan pembangunan pabrik. Moch. M. Kavin Faza (Ayobandung.com, Bandung) mencari pelaku budaya kuda renggong yang semakin tergerus zaman dan mengabadikannya lewat “Merawat Budaya Kuda Renggong”. Muhammad Zaenuddin (Katadata.co.id, Jakarta) mendedahkan konflik sosial pembukaan hutan untuk perkebunan kelapa sawit di Papua Barat yang kerap memicu perselisihan antara masyarakat adat, perusahaan dan pemerintah melalui “Menanti Janji Surga”. Virliya Putricantika (Bandungbergerak.id, Bandung) menularkan optimisme lewat “Kebahagiaan-Kebahagiaan Kecil di Tengah Pandemi”, berisi momen-momen sederhana dari proses adaptasi kehidupan normal baru masyarakat Kota Bandung. Acara kemudian ditutup dengan sesi tanya jawab.
Pembukaan program menandai dimulainya rangkaian pelatihan PPG 2021 yang akan berlangsung hingga April 2022, yang akan diikuti dengan pameran foto, presentasi fotografi, forum editor foto, serta diskusi.
Informasi kegiatan-kegiatan selanjutnya dari program ini akan tersedia di www.permata-photojournalistgrant.org
(Dokumentasi: PermataBank / PPG 2021)
Penerima Permata Photojournalist Grant (PPG) 2021 | COURAGE
Congratulations! Kami ucapkan selamat bergabung dalam Permata Photojournalist Grant 2021 dengan tema "COURAGE" kepada Rekan-rekan terpilih:
- Ahmad Tri Hawaari, Pos Kota – Jakarta
- Andri Saputra, Harian Rakyat Sulsel – Makassar
- Andry Denisah, Kontributor SOPA Images – Sulawesi
- Bhagavad Sambadha, Tirto.id – Jakarta
- Felix Jody Kinarwan, Project Multatuli – Banten
- Feny Selly Pratiwi, Antara Foto – Palembang
- Iqbal Firdaus, Kumparan.com – Bekasi
- Moch. M. Kavin Faza, Ayobandung.com – Bandung
- Muhammad Zaenuddin, Katadata.co.id – Jakarta
- Virliya Putricantika, Bandungbergerak.id – Bandung
Kami mengundang Edy Purnomo (Fotografer dan mentor PPG), dan Edwin Putranto (Editor Foto Republika) untuk menyaring 35 aplikasi yang masuk. Dalam proses seleksi, Edy dan Edwin memberi catatan sebagai berikut:
"Portfolio yang masuk secara visual atau teknik fotografi semakin meningkat dari tahun ke tahun. Namun, cerita yang diangkat masih kurang bervariasi dan kurang mendalam." - Edy Purnomo
"Proses seleksi PPG menitik beratkan pada portofolio dan proposal yang diajukan oleh calon peserta. Karena itu, kemampuan fotografer dalam menyusun portofolio dengan cermat mutlak diperlukan. Sejatinya portofolio adalah jendela awal untuk melihat visi dan karakteristik seorang fotografer." - Edwin Putranto
Semoga, catatan ini dapat menjadi refleksi untuk PPG selanjutnya. Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi sebesar-besarnya kepada Rekan-rekan pewarta dan fotografer yang sudah mengirimkan aplikasi, berpartisipasi dan terus mendukung program ini. Semoga kita dapat berjumpa di kesempatan berikutnya.