Setelah menuntaskan beasiswa Erasmus Huis Fellowship to Amsterdam pada Juli-Agustus 2022, Hendra Eka (alumni PPG VIII) akhirnya meluncurkan buku foto berjudul Lisette yang diangkat dari proyek fotonya selama di Amsterdam dalam Presentasi dan Diskusi Foto, pada Kamis, 16 Maret di Perpustakaan Erasmus Huis, Jakarta.
Sebelum masuk ke menu utama, acara dibuka oleh sekapur sirih dari Yolanda Melsert, Head Culture & Communication, Kedutaan Besar Kerajaan Belanda. Dalam pemaparannya, ia menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas kerja sama yang telah terjalin antara PannaFoto Institute dan alumni/mentor PPG angkatan 2014-2020, “Sebuah kebahagiaan bagi kami telah menjalin kerja sama yang baik selama 6 tahun. Melalui program beasiswa ini, tidak hanya orang Indonesia yang belajar tentang kebudayaan Belanda tapi juga sebaliknya,” ungkapnya.
Sejak dibuka pada 2014-2020, beasiswa Erasmus Huis Fellowship to Amsterdam telah memberangkatkan 7 alumni ke Amsterdam, mereka adalah Rosa Panggabean (2014), Yoppy Pieter (2015), Dwi Prasetya (2016), Immanuel Antonius (2017), Agoes Rudianto (2018), Rahmad Azhar Hutomo (2019), dan Hendra Eka (2020). Berbeda dari proses keberangkatan angkatan-angkatan sebelumnya, Hendra Eka terpaksa menunda 2 tahun imbas dari eskalasi Pandemi Covid-19. “Tapi itu justru jadi berkah tersendiri, saya jadi punya waktu lebih banyak untuk meriset lebih dalam lagi,” ujar pewarta foto Jawa Pos ini membuka presentasinya.
Sepanjang karirnya selama 14 tahun sebagai pewarta foto, Hendra Eka mengaku memotret Lisette adalah salah satu pengalaman paling berkesan. “Saya benar-benar ada di lokasi saat mereka berhubungan seksual, saya benar-benar menjalin kedekatan dengan narasumber dan Lisette dan klien-kliennya benar-benar terbuka untuk membantu saya,” sambung Hendra.
Tidak seperti di Indonesia, profesi seperti Lisette legal di Belanda. Mereka bahkan tergabung dalam serikat pekerja dan dijamin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan perlindungan dari kekerasan. Melalui cerita Lisette, Hendra ingin menyuarakan satu hal: penyandang disabilitas juga punya hasrat seksual seperti manusia pada umumnya. Namun di dunia yang masih ableism ini, kebutuhan mereka kerap dipandang sebelah mata. “Lisette tak hanya menyediakan tubuhnya untuk menggenapi hasrat, tapi juga menjadi kawan baik yang memberikan ruang aman bagi mereka untuk bercerita tanpa diskriminasi,” pungkas SekJen Persatuan Pewarta Foto Indonesia (PFI) ini mengakhiri presentasi.