Jakarta, 7 Januari 2020, ratusan lembar foto baik berwarna maupun hitam putih terhampar di atas sepuluh meja, sepuluh orang pewarta foto berkutat dengan foto-foto tersebut, mempelajari satu per satu foto yang sudah mereka ambil selama dua minggu ini, menimbang-nimbang foto mana yang kiranya dapat mereka gunakan untuk membangun photo story yang sedang mereka kerjakan.
“Apa yang ingin kamu sampaikan melalui photo story kamu? Coba ceritakan secara singkat dalam tiga kalimat”, menjadi pertanyaan pertama dari setiap mentor di sesi editing. Pertanyaan ini untuk mengingatkan kembali tujuan mereka, sekaligus sebagai latihan mempresentasikan karya mereka. Mereka menceritakan tentang kisah yang ingin mereka sampaikan sekaligus memperlihatkan lima belas foto yang menurut mereka menarik dan kemudian mendiskusikannya dengan mentor.
Diakhir sesi, seluruh peserta, mentor, dan kepala sekolah duduk bersama untuk merangkum pertemuan kali ini, apa saja yang para peserta dapatkan dalam pertemuan kelima Pelatihan Fotografi dari program Permata Photojournalist Grant (PPG) 2019 ini. Riska Munawarah, pewarta foto lepas dari Aceh menyatakan ia baru mengetahui pentingnya konsistensi visual dalam sebuah photo story, pernyataannya ini diamini oleh rekannya Iqbal Septian Nugroho, pewarta foto Merdeka.com. Sama halnya dengan bercerita melalui film atau melalui tulisan konsistensi visual, tutur, dan gaya diperlukan untuk memudahkan pembaca/penonton memahami gagasan yang ingin disampaikan oleh pembuat cerita.
(Teks: Lisna Dwi Astuti / Foto: Agoes Rudianto, Fotografer Independen/PPG 2016)