Agoes Rudianto (alumni PPG 2016) pada bulan April lalu berkesempatan melakukan kunjungan kerja selama satu minggu ke Amsterdam untuk menyusun sebuah photo story di bawah bimbingan Kadir van Lohuizen (NOOR Photo Agency). Sekaligus berkesempatan untuk menghadiri World Press Photo Award Days. Dalam kunjungannya, Agoes menyelesaikan sebuah photo story bertajuk Anak Maluku yang mengisahkan kehidupan generasi kedua dan ketiga suku Maluku di Assen, sebuah kota di Timur Laut Belanda, orang-orang Maluku ini bermigrasi ke Assen sekitar tahun 1950 setelah Koninklijk Nederlands-Indische Leger (KNIL) dibubarkan dan pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) berkobar. Terdapat sekitar 200 keluarga dari suku Maluku yang tinggal di Assen hingga kini.
Setelah Agoes kembali dari Belanda, sebuah Presentasi dan Diskusi Erasmus Huis Fellowship to Amsterdam 2018 diselenggarakan pada 17 Mei 2018 di WTC. Dalam presentasi dan diskusi, Agoes berbagi cerita persiapan keberangkatan hingga hal-hal menarik dan kesulitan-kesulitan yang dialami dalam penyusunan photo story-nya. Pada satu kesempatan Agoes menyatakan alasan ia menyusun photo story ini,
“Melalui photo story ini saya ingin menceritakan sejarah Maluku yang mungkin tidak diketahui semua orang, bahkan bisa jadi masih ada yang tidak tahu bahwa banyak orang-orang Maluku, bekas tentara KNIL yang saat ini tinggal di Assen, Belanda. Sekaligus, saya ingin menyampaikan bahwa menjaga identitas kita itu tidak mudah, padahal identitas adalah satu hal yang penting, agar kita tidak kehilangan jati diri.”
Erasmus Huis Fellowship to Amsterdam diselenggarakan oleh PermataBank dan Erasmus Huis bekerja sama dengan PannaFoto Institute dan NOOR Photo Agency. Program ini memberikan kesempatan bagi 1 alumni Permata PhotoJournalist Grant untuk melakukan residensi di Amsterdam dan membuat sebuah photo story di bawah bimbingan fotografer Kadir van Lohuizen.
(Lisna Dwi A. / Foto: Rahmad Azhar Hutomo)