Saša Kralj, fotografer dan co-founder Živi Atelje DK di Zagreb, Kroasia. Saša telah menjadi bagian dari program Permata Photojournalist Grant sejak penyelenggaraan pertama PPG pada tahun 2011. Di tahun kesepuluh, sepuluh peserta PPG 2020 bertatap muka dengan Saša melalui layar laptop pada hari Jumat (22/12/2020) untuk mendengarkan penyampaian materi bertajuk Research For Documentary Photography.
Dalam sesi ini Saša memaparkan terdapat lima level penelitian dalam sebuah proyek fotografi yang harus dilakukan secara berkesinambungan, yakni descriptive level, representative level, intimate level, implication level, dan purpose level. Kelima level ini untuk memahami dan mengenal secara mendalam cerita dan subyek foto dari proyek fotografi yang sedang dikerjakan.
Setelah pemaparan singkat, Saša membagi peserta ke dalam beberapa grup untuk berdiskusi tentang pemahaman mereka atas materi yang baru saja disampaikan Saša terkait General Knowledge dan bagaimana mereka mengaplikasikan pengetahuan itu di dalam Mind Map mereka masing-masing.
“Mind Map bukan lah berisi hal-hal yang kamu ketahui, melainkan tentang hal-hal yang memerlukan riset lebih lanjut. Jika Mind Map hanya berisi pemaparan hal-hal sudah kamu ketahui, berarti ceritamu bermasalah. Kalian harus selalu memiliki pertanyaan yang belum terjawab dalam Mind Map kalian,” tutur Saša. Semakin banyak pertanyaan yang memerlukan jawaban, semakin besar riset yang perlu dilakukan, dengan demikian peserta diharapkan dapat semakin masuk dan memahami cerita mereka masing-masing.
Saša menekankan peserta bahwa riset tidak cukup dilakukan sekali saja, ia menawarkan siklus kerja dalam penyusunan proyek fotografi, dimulai dengan menemukan ide cerita yang akan diangkat – riset – memotret – edit (melihat dan memilah foto-foto yang sudah diambil) – kemudian riset lagi – memotret lagi – edit lagi – riset lagi dan begitu seterusnya. Dapat dikatakan, fotografer pun harus mampu mengkritisi foto-foto mereka, mempertanyakan diri seberapa mereka memahami permasalahan dalam cerita yang sedang mereka kerjakan. // Lisna Dwi A.