190115_PPG SESI 13

 

Sesi Panel Presentasi (Panel Presentation) merupakan salah satu sesi yang paling menarik dan sesi yang paling ditunggu. Pasalnya, di sesi ini ke-10 peserta workshop untuk pertama kalinya mempresentasikan dan memaparkan progres photo story yang sedang mereka kerjakan selama mengikuti workshop.

Bertempat di Midtown Bistro & Lounge, Jakarta, pada hari Selasa, 19 Januari 2016, masing-masing peserta memaparkan photo story yang sedang mereka kerjakan di hadapan Tim Panelis yang terdiri dari Leila Djafaar (EVP-Head Corporate Affairs PermataBank), Eka Budianta (Anggota Dewan Pakar BPPI – Badan Pelestarian Pusaka Indonesia), dan Oscar Motuloh (Kurator Galeri Foto Jurnalistik Antara).

Ketiga anggota Tim Panelis yang datang dari latar belakang berbeda-beda ini, memberikan masukan, saran, serta kritik yang bersifat membangun bagi para peserta. Dari Leila Djafaar sendiri, para peserta banyak mendapatk masukan mengenai pentingnya ketepatan dan kejelian fotografer dalam memilih dan menentukan opening serta closing photo dalam story-nya. Begitu juga dengan sekuens (urutan foto) dan editing saat menyusun photo story.

“Sebetulnya dari photo story dengan tema Intangible Heritage yang dibuat oleh rekan-rekan fotojurnalis kita, ini bukan sesuatu yang baru karena tema ini sebetulnya lekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Tapi yang menjadi tantangan setelah saya melihat Panel Diskusi hari ini adalah bagaimana mereka (fotojurnalis) tidak hanya mampu menampilkan story dalam sebuah rangkaian foto bertutur, tapi juga menampilkan emosi yang bisa kita rasakan ketika melihat foto-foto tersebut,” ujar Leila di sela-sela acara Panel Diskusi.

Sementara dari anggota Tim Panelis lainnya, Eka Budianta mewakili BPPI, lebih banyak menyoroti sisi-sisi Intangible Heritage dari setiap photo story para peserta. Menurutnya, terkait dengan pemilihan tema “Heritage”, ia berharap para fotografer tidak hanya terjebak untuk menampilkan karya yang indah secara visual, namun juga idealnya harus memiliki content dan pesan serta makna Heritage itu sendiri. Bahwasanya banyak hal menarik yang bisa bisa dieksplor lebih jauh dan itu tentunya membutuhkan riset dan kejelian seorang fotografer.

Setelah mendengarkan pemaparan dan presentasi karya dari para peserta, ia menyampaikan, “Saya berharap para peserta PPG ini tidak hanya memainkan peran sebagai seorang fotografer, tapi juga fotojurnalis dimana ia harus melakukan fungsi serta sisi-sisi jurnalistik dalam karyanya.”

Sama halnya dengan kedua anggota Tim Panelis lainnya, sosok fotojurnalis senior Oscar Motuloh banyak memberikan masukan dari sisi foto jurnalistik.

“Dari sisi pengalaman, para peserta PPG adalah para fotojurnalis yang sudah bekerja selama beberapa tahun. Artinya, dari sisi teknis dan pengalaman, mereka sudah sangat mahir. Program ini cukup bagus, karena menantang mereka untuk membuat sebuah karya yang tidak hanya menceritakan dongeng-dongeng si subjek dalam story mereka. Tapi disini mereka dituntut untuk berkarya dan beropini. Membuat photo story dengan kekuatan personal opinion mereka. Dan ini penting sebagai seorang fotojurnalis,” tutur Oscar.

Acara Panel Presentasi ini berlangsung selama kurang lebih tiga jam. Selain dihadiri oleh Tim Panelis, turut hadir beberapa tamu undangan dan para partner program PPG; Michael Rauner (Direktur Erasmus Huis), Sinartus Sosrodjojo (Advisory Board PannaFoto), para alumni PPG, serta mentor dan mentor tamu. Sesi Panel Diskusi yang berlangsung cukup hangat ini diakhiri dengan ramah-tamah dan foto bersama. (OKKY/ foto: Hanggi Tyo)