Puluhan foto berjejer diatas meja, hari Selasa (10/1) ini merupakan kelas editing pertama yang berlangsung di lantai 21, PermataBank Tower, WTC II, Jakarta. Para peserta diwajibkan untuk membawa project foto yang mereka kerjakan. Tentunya ini menjadi kelas yang sangat ditunggu-tunggu oleh mentor dan co-mentor setelah dua minggu kelas diliburkan dan peserta diberi kesempatan untuk memotret.
“Jangan berharap membuat gambar single, kita coba bangun cerita. Jangan tidak memotret, kalau menurut kita gelagar, shoot aja, kita harus percaya foto akan datang dengan sendirinya kalau kita ada niatan kearah cerita yang ingin kita bangun. Apapun itu bentuknya” ujar Edy Purnomo.
Mentor Edy Purnomo dan co-mentor Yoppy Pieter dan Rosa Panggabean tampak memberikan arahan ke setiap peserta. Mereka membantu memilih dan menyusun urutan foto agar sesuai dengan narasi cerita sesuai dengan tema yang diangkat dalam PPG 2016 kali ini yaitu Trust. Selain itu juga, para peserta harus mencocokan foto yang sudah ada degan mind mapping yang sudah dibuat sebelumnya.
Saat kelas berlangsung, Edy selalu menekankan bahwa bukan hanya teknis tapi juga faktor psikologis yang membuat photo story bisa sukses dibuat. Ia juga menyampaikan bahwa tiga foto awal dalam photo story harus sudah mewakili isi cerita bila tidak, tidak bisa dijadikan photo story.
“rasa, rasa, rasa. Ini yang harus dibangun” ujar Edy Purnomo.
Sebelum mengakhiri kelas, Edy juga memberikan materi tentang cara bertutur yang terdiri dari diptych, sequen, block dan series. Ia juga menyampaikan ada tujuh faktor yang mempengaruhi kegagalan dalam pembuatan photo story yaitu: pengulangan, tidak to the point, secara visual tidak kuat, tidak mempunyai hal menarik untuk diceritakan, gaya style foto yang berbeda, layout yang mengikuti template yang tersedia dan adanya unsur-unsur advertorial. (Teks: Elisha / Foto: Fakhri)