Rapor [bukan] Penentu Prestasi
Rapor [bukan] Penentu Prestasi
Moh. Safir Makki, The Jakarta Globe
Tujuan belajar pada hakikatnya adalah menguasai ilmu, materi, keterampilan. Seberapa jauh tujuan belajar tersebut dapat dicapai oleh seorang siswa, idealnya harus dapat dimonitor melalui data kuantitatif dan kualitatif yang tertera di rapor atau buku laporan hasil belajar siswa.
Data kuantitatif yang tertera di rapor merupakan data berupa angka yang mencerminkan seberapa besar nilai prestasi siswa dalam menguasai materi pelajaran. Sedangkan data kualitatif merupakan data keterangan yang menjelaskan bagaimana sikap dan cara kerja siswa dalam mencapai prestasinya tersebut.
Rangking sebagai salah satu bentuk data kuantitatif yang tertera di rapor, dapat menunjukkan posisi atau urutan prestasi seorang siswa dibandingkan dengan prestasi keseluruhan siswa dalam kelas atau sekolahnya.
Psikolog Dra Adriani Purbo Psi MBA berpendapat bahwa penekanan pada prestasi akademis semata berupa rangking yang selama ini dilakukan, memiliki beberapa kelemahan. Penentuan rangking cenderung mengabaikan prestasi nonakademis yang dimiliki siswa. Anak dengan rangking tinggi atau dianggap pintar, bisa saja sebenarnya memiliki kekurangan dalam bidang nonakademis. Sebaliknya, seorang anak rangking rendah atau dianggap tidak pintar, belum tentu tidak memiliki keungggulan atau kelebihan.
Kelemahan lain adalah kecenderungan pemberian label pada anak. Siswa dengan rangking baik (misalnya 5 atau 10 besar), secara tidak langsung ‘dicap’ pintar sehingga bukan tidak mungkin akan membuat anak sombong. Sementara anak yang mendapat rangking rendah akan menjadi rendah diri. Pemberian rangking pun bisa membuat sebagian anak tertekan atau stres karena merasa kalah bersaing dengan teman-temannya.
BIOGRAFI
Mohammad Safir Makki, kelahiran Mekkah 34 tahun silam ini menyelesaikan pendidikan fotografi di Institut Seni Indonesia Jogjakarta pada tahun 2003. Sejak September 2008, ia menjadi pewarta foto di harian Jakarta Globe. Sebelumnya, pernah menjajal karir di harian Media Indonesia (2005- 2008). Aktif berpameran foto dan mengikuti kompetisi foto baik dalam maupun luar negeri.
Caption :
Foto 1 : “Perasaan saya tidak naik kelas, malu.”
(Tri Mauliani, kelas 3 SDN Bendungan Hilir 06 Petang Jakarta).
Foto 2 : “Belajar harus giat dan banyak menghafal.”
(Danang Octarian, Kelas 6 SDN Bendungan Hilir 06 Petang Jakarta).
Foto 3 : “Bangga dapat peringkat ke 4, tidak dimarahi sama mama.” (Dita Ariska, kelas 4 SDN Bendungan Hilir 06 Petang Jakarta).
Foto 4 : “Saya harus lebih giat lagi supaya naik kelas tahun depan.” (Agung. S, Kelas 3 SDN Bendungan Hilir 06 Petang Jakarta).