“What is multimedia?” tanya Ramadian Bachtiar saat membuka Sesi ke-5 Kelas PPG pada hari Selasa (9/12) lalu di Gedung WTC II, PermataBank Tower lantai 21, Jakarta. Sebagai mentor tamu, menurut pria yang akrab dipanggil Rama ini, berkembangnya multimedia dan digital page tidak lain karena adanya fenomena dimana setiap orang bisa membuat berita dimana saja termasuk sosial media yang acap dijadikan sumber berita. Oleh karenanya, kunci kekuatan sebuah karya multimedia terletak pada muatan cerita.
Agak berbeda dengan Kelas PPG di tahun-tahun sebelumnya, tahun ini adalah kali pertama materi multimedia diberikan secara intens. Dalam sesi kelas Multimedia ini, beberapa materi terkait video juga dibahas, seperti Medium Decision, Video Setting, What to Shoot, Camera Work, Sound, Audio Quality, Microphone, dll. Beberapa contoh karya multimedia yang bisa dijadikan bahan referensi pun ikutan dibahas. Sebut saja seperti Calcio Starico (World Press Photo 2014 – Multimedia Winner), The Last Cinema In Paradise (The New York Times) dan Silent Night: The Kandahar Massacre (World Press Photo 2014 – Multimedia 2nd winner).
Satu hal yang sangat ditekankan mentor dalam mengerjakan multimedia adalah adanya perbedaan baik saat pengambilan gambar maupun proses produksi. Karenanya penting bagi fotografer untuk mampu ‘membaca’ kapan harus memotret dan kapan saatnya merekam video, mengingat keduanya adalah hal yang berbeda.
“Foto kita ambil saat decisive moment, sedangkan video lebih ke proses. Kita harus melatih sense (panca) indera, semuanya harus aktif agar mendapat impact yang maksimal,” kata Rama di akhir sesi. (EL / Foto: Fakhri)